Polisi Tangkap Mantan Pimpinan Bank Pembakar Lahan #Riau

Polres Rokan Hilir, Riau menangkap dan menahan warga berinisial HP (50 tahun). Pemilik lahan di Dusun Antara itu diduga membakar lahan di areal miliknya sehingga menjalar ke lahan sekitarnya.

“Benar kami sekarang menahan seorang berinisial HP yang diduga sebagai penyebab kebakaran lahan di Dusun Antara Kecamatan Bangko Pusako dan sekitarnya hingga meluas mencapai ribuan hektare,” ungkap Kapolres Rokan Hilir, AKBP Tonny Hermawan, Senin (24/6).

HP memiliki ratusan hektare lahan di Dusun Antara Bangko Pusako. Ia ditangkap di Bangko, Sabtu (22/6). Bekas pemimpin satu bank pemerintah di Pekanbaru, Riau itu terancam dijerat pasal UU Lingkungan Hidup.

Asap dari kebakaran lahan dan hutan di Sumatra sudah mengganggu Singapura dan Malaysia. Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong bahkan memastikan memberi hukuman berat bagi pebisnis dan perusahaan Singapura yang ada di balik pembakaran lahan dan hutan itu.

Sementara di Tanah Air, pemerintah masih berkutat pada birokrasi penanganan. Antara lain, menunjuk instansi resmi yang boleh memberi pernyataan. Juga melakukan penyelidikan penyebab asap berskala masif itu.

Menurut berbagai kalangan, jika tidak bisa diakhiri secara tuntas dan permanen, kehadiran asap dari Indonesia itu bisa mengganggu kerukunan, stabilitas, dan ekonomi kawasan. Bahkan, berujung pada kerugian besar bagi Indonesia.

Sumber: http://www.republika.co.id

BPPT: Rp 20 Miliar untuk Atasi Asap #Riau

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menghitung anggaran yang dihabiskan untuk mengatasi kasus kebakaran hutan atau lahan penyebab asap di Riau mencapai Rp 20 miliar.

“Dana Rp 20 miliar itu untuk seluruh kegiatan mengatasi kebakaran lahan dan asap di Riau. Mulai dari upaya ‘modifikasi’ hujan buatan hingga pemadaman dengan menggunakan bom air,” kata Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Hujan Buatan BPPT Heru Widodo di Posko Satgas Penanggulangan Bencana Asap Provinsi Riau di Pekanbaru, Senin (24/6).

Heru mengatakan, beberapa kali upaya hujan buatan telah dilakukan di beberapa wilayah seperti Koda Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Hasilnya, kata dia, telah terjadi hujan ringan di dua wilayah itu, namun kabut asap masih pekat karena kawasan yang terbakar belum seratus persen padam.

Menurut Heru, saat ini kondisi lahan yang terbakar untuk beberapa wilayah kabupaten dan kota di Riau cukup luas, sehingga upaya yang dilukan adalah untuk meminimalisasi. Saat ini, demikian Heru, perkembangan titik kebakaran lahan di Riau fluktuatif, sehingga pantauan harus rutin dilakukan agar upaya yang dilakukan dapat maksimal. “Seperti kata Wakil Gubernur Riau (Mambang Mit) kemarin, saat ini Riau telah tanggap darurat. Artinya, kasus kebakaran lahan penyebab asap sudah sangat luar biasa,” katanya.

BPPT menurut dia menargetkan waktu selama satu bulan untuk mengatasi persoalan kabut asap, baik dengan cara “memodifikasi” cuaca maupun dengan pemadaman secara langsung. “Namun tenggang waktu ini tidak pasti, bisa lebih cepat dan bisa lebih lama. Tergantung dukungan cuaca,” katanya.

Bahkan menurut dia, dana untuk menanggulangi bencana asap tersebut dimungkinkan bertambah jika tenggang waktunya bertambah. Kabut asap yang merupakan dampak dari peristiwa kebakaran hutan atau lahan di Riau masih menyelimuti sebagian besar Kota Pekanbaru. Bahkan aktivitas Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru sempat terganggu dan tutup sementara karena jarak pandang berada di bawah 700 meter.

Sumber: ROL

Jelang Kenaikan Harga BBM, Tiap SPBU #Pekanbaru Dijaga 2 Polisi

Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM, SPBU dijaga untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Di Pekanbaru, tiap SPBU dijaga 2 polisi.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar mengungkapkan hal itu kepada detikcom Jumat (21/6/2013) di Pekanbaru. Menurut Adang, penempatan personel sudah ditempatkan sejak kemarin.

“Mereka akan mengamakan situasi jika terjadi antrean menjelang kenaikan harga BBM,” kata Adang.

Namun demikian, polisi akan melihat perkembangan di lapangan. “Sejauh ini kondisi di SPBU belum ada gejolak seperti atrean,” kata Adang.

“Tapi tidak kemungkinan menjelang kenaikan akan ada lonjakan. Inilah yang kita pantau nanti. Kalau dibutuhkan, ya bisa mungkin akan ditambah personel,” kata Adang.

Di sejumlah SPBU di Pekanbaru hingga siang hari ini masih tampak normal. SPBU di Jalan Arifin Achmad misalnya, aktivitas pengisian BBM terlihat seperti biasa. Belum terlihat antrean pengisian BBM.

Begitu juga SPBU di Jalan Sudirman di sebelah Kantor BPK Riau. Kondisinya sepi. Apalagi usai salat Jumat, kendaraan yang melintas di tengah kota belum terlalu banyak.

Sumber: Detik.com

Walhi: Perusahaan Singapura dan Malaysia Penyebab Asap Mesti Dievaluasi!

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera tidak dapat dilepaskan dari peran negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Walhi mengkritik sikap dua negara itu, khususnya Singapura, yang cenderung menyalahkan pemerintah Indonesia.

Aktivis Walhi, Zenzi Suhadi, dalam konferensi pers di kantornya, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat 21 Juni 2013, mengatakan kebakaran hutan tidak serta merta terjadi begitu saja.

“Sangat besar kemungkinannya berkaitan dengan aktivitas finansial di Singapura dan Malaysia yang menjadi sentra pasar saham,” kata Zenzi.

Menurutnya, tidak sedikit perusahaan perkebunan dan pertambangan dari Singapura dan Malaysia yang beroperasi di wilayah Indonesia khususnya Sumatera. Dia pun meminta pemerintah melakukan evalusi terhadap aktivitas finansial perusahaan-perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia.

“Pemerintah harus melakukan upaya bilateral secara serius untuk evaluasi terhadap investasi terhadap sektor perkebunan, pertambangan, dan Hutan Tanaman Industri (HTI),” tuturnya.

Walhi mengkritik sikap pemerintah yang baru bereaksi setelah Singapura mengemukakan protesnya. Padahal sejak tahun 1998, Walhi bersama rakyat di Sumatera sudah sering berteriak ke pemerintah namun tidak mendapatkan respon positif.

“Pemerintah tidak pernah mengambil langkah pencegahan mencari tahu penyebab kebakaran dan melakukan penegakan hukum terhadap mereka,” ucapnya.

Berdasarkan rekaman satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisik (BMKG) Riau, wilayah yang terbakar diduga adalah perkebunan milik pemodal asing.

Di antaranya PT Langgam Inti Hibrida, yang berada di kawasan Desa Sering, Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, yang merupakan milik Malaysia. Titik panas lain berada di perkembunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang berada di Desa Simpang Kareman, Kecamatan Pelagiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Lahan lainnya yang terbakar adalah milik PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Platation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi dan PT Mustiak Agro Lestari. Semua lahan tersebut milik perusahaan dengan modal asing dari Malaysia.

SUmber: theglobejournal.com

KPK kirim surat penonaktifan Rusli Zainal ke Kemendagri

Pimpinan KPK telah menandatangani surat rekomendasi penonaktifan Rusli Zainal sebagai Gubernur Riau ke Kemendagri. Rusli, tersangka dalam kasus suap pembahasan PON Riau dan korupsi izin hutan itu, telah ditahan di Rutan KPK.

“Saya menduga suratnya sudah dikirim kalau enggak akhir minggu lalu, minggu ini. Tapi sudah ditandatangani oleh pimpinan suratnya,” ujar Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, di KPK, Jumat (21/6).

Jumat pekan lalu, usai diperiksa selama 7 jam, Rusli langsung ditahan oleh KPK. Rusli ditahan untuk 20 hari ke depan. Rusli merupakan tersangka dalam kasus korupsi pembahasan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 soal PON Riau dan korupsi penerbitan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) di Kabupaten Pelalawan, Riau.

Setelah ditahan, Rusli masih sempat menjalankan pemerintahan Riau di tahanan. Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Riau Mambang saat menjenguk Rusli. Mambang membawa beberapa dokumen untuk ditandatangani oleh Rusli.

Sumber: Merdeka.com

#PrayForRiau 2 CASA, 1 Hercules, dan 2 Helikopter Dikerahkan untuk Atasi Kebakaran Hutan Riau

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan instansi terkait menyiapkan hujan buatan untuk menghentikan kebakaran hutan Riau. Sebanyak dua pesawat CASA 212 akan diterbangkan untuk menabur hujan buatan, Jumat (21/6/2013) pagi.

Satu pesawat yang dimiliki TNI AU akan diberangkatkan dari Bandara Halim Perdanakusuma. Sementara satu pesawat lagi merupakan milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang akan terbang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Hujan buatan juga akan ditabur dengan bantuan pesawat Hercules C-130 milik TNI AU, yang akan diberangkatkan dari Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pesawat ini dijadwalkan mendarat di Pekanbaru, Riau, Jumat petang.

“Selain itu, juga diberangkatkan personel dan peralatan untuk mendukung operasi hujan buatan. Masih disiapkan dua buah helikopter untuk water bombing,” tulis Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/6/2013) malam.

Sutopo menjelaskan, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah berkoordinasi dengan Menko Kesra, Panglima TNI, dan Kapolri. Menurut Sutopo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan BNPB untuk memegang kendali penanganan bencana asap di Riau.

Pemadaman api di lahan dan hutan Riau akan dilakukan dari darat, sedangkan dari udara menggunakan water bombing helikopter dan hujan buatan yang ditabur dari pesawat terbang. Terakhir, langkah sosialisasi dan penegakan hukum pun dilakukan atas kebakaran ini.

BNPB melaporkan, bencana asap memengaruhi kualitas udara dan jarak pandang di negara tetangga. “Di Singapura pada Kamis, 20 Juni 2013, sekitar pukul 19.00 WIB,” terang Sutopo.

Jumlah titik api di hutan Riau meningkat sejak 15 Juni 2013. Diperkirakan 200 hektar lahan gambut masih terbakar.

Kabut asap juga telah menyasar ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Kedua negara itu mulai diselimuti asap tebal pada Senin (17/6/2013).

SumbeR: Kompas.Com

#WisataRiau Akhirnya “Masterplan” Wisata Bono Disosialisasikan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Pemkab Pelalawan melakukan sosialisasi masterplan pengembangan wisata Bono.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan, Kamis (20/6/13), mengelar workshop pengembangan wisata River Surfing sekaligus sosialisasi masterplan pengembangan wisata “Bono”.

Sosialisasi Masterplan Bono ini menghadirkan pembicara utama, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Akhyaruddin dan Bupati Pelalawan HM Harris. Selain itu turut hadir Ketua Riau Tourism Board, Fadlah Sulaiman serta pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Akhyaruddin, wisata Bono kini menduduki peringkat satu dunia di pencinta wisata minat khusus. Tetapi pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif baru pertama kali menggelar iven Bono, yakni pada tahun 2011 lalu.

Waktu itu, ratusan peselancar dari 7 negara Eropa dan Amerika yang datang ke Sungai Kampar, Teluk Meranti untuk menaklukkan keganasan ombak Bono. Dalam Masterplan Bono, Pemkab Pelalawan telah menyusun iven yang bakal digelar Nopember 2013.

Rencana iven internasional itu dibenarkan Bupati Pelalawan HM Harris. Menurut Harris, pada iven Nopember 2013 itu, pihak panitia mengambil tema “Seven Days for Seven Ghost”.

“Gelombang tinggi Bono oleh peselancar dunia dikenal dengan sebutan ghost atau hantu. Dan pada November nanti diperkirakan akan muncul tujuh hantu atau seven ghost di Kuala Kampar, Teluk Meranti,” terangnya.

Harris mengaku, untuk mempersiapkan iven wisata internasional itu perlu digesa infrastruktur dari Pangkalan Kerinci, ibukota Pelalawan dan entry point lainnya menuju Desa Teluk Meranti.

#PrayForRiau Pemerintah Investigasi dan Tangani Kebakaran Hutan di Riau

Pemerintah pusat mengirim tim ke Pekanbaru, Riau, untuk menyelidiki kebakaran hutan di kawasan tersebut. Jika kebakaran terbukti dilakukan untuk kepentingan pembukaan lahan, pemerintah akan melakukan penindakan.

“Kita sudah kirim staf ke sana untuk melakukan investigasi”, kata Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (20/6/2013).

Kambuaya mengatakan, menurut informasi yang diterimanya, ada lima perusahaan yang menggarap lahan yang terbakar itu. Pihaknya akan melakukan pengecekan ulang di lapangan. Selain melakukan penyelidikan, pemerintah juga akan melakukan upaya pemadaman.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, ada sekitar 100 titik api di beberapa daerah di Riau, di antaranya Bengkalis dan Pelalawan. Sekitar 20 persen di antaranya berada di wilayah hutan dan sisanya di area pertanian dan perkebunan.

Zulkifli mengatakan, pemadaman di kawasan hutan cukup sulit lantaran berada di lahan gambut. Untuk itu, ia berharap berbagai pihak ikut membantu.

“Kalau ada disinyalir kebakaran akibat pembukaan lahan dengan cara membakar, kita minta aparat untuk tindak tegas”, katanya.

Sumber: Kompas.com

Atasi Kabut Asap #Riau, Pemerintah Siapkan Hujan Buatan

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan BNPB dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bekerja sama untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau yang menyebabkan kabut asap dan menurunnya kualitas udara di Singapura.

“BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana hujan buatan,” kata Sutopo, Kamis, 20 Juni 2013.

Sutopo menjelaskan, berdasarkan pantauan titik api pada 18 Juni lalu, data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan menunjukkan di Riau terdapat 148 titik, 26 titik di Jambi, 22 titik di Kalimantan Barat, enam titik di Sumatera Selatan, dan lima titik di Sumatera Barat. “Jumlahnya tergolong kecil jika dibandingkan puncak kemarau yang mencapai ribuan titik,” kata dia.

Dari 850 hektare lahan gambut yang terbakar, 650 hektare sudah dipadamkan. “Sampai saat ini upaya pemadaman masih berlangsung,” ujarnya.

Untuk rekayasa cuaca kali ini, kata Sutopo, BNPB telah menyiapkan dana Rp 25 miliar. Prinsip rekayasa cuaca seperti ini pernah dilakukan di wilayah Jakarta pada Februari-Maret lalu. Yaitu dengan memindahkan awan hujan ke tempat yang diinginkan.

Sedangkan di Riau, kata Sutopo, tim gabungan akan mengupayakan agar hujan turun di wilayah yang memiliki banyak titik api.

Sumber: Tempo.co

Kabut Asap, Bandara SSK II #Pekanbaru Ditutup 1 Jam

Kabut asap kembali mengacaukan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, Riau. Penerbangan sempat ditutup selama satu jam pagi tadi.

Akibat penutupan tersebut, ada dua penerbangan yang terpaksa dialihkan. Dua maskapai itu adalah Garuda Indonesia dan Lion Air pada pukul 08.00 WIB.

“Jadi pukul 08.00 WIB sampai 09.00 WIB kondisi udara sangat buruk. Jarak pandang terbatas hanya 700 meter. Akibatnya, dua penerbangan, yakni Garuda dan Lion yang datang dari Jakarta tidak bisa mendarat di Pekanbaru dan dialihkan ke Bandara Polonia Medan,” terang petugas Bandara SSK II, Ibnu, kepada Okezone, Kamis (20/6/2012).

Selain penerbangan domestik, penerbangan internasional juga terganggu. Maskapai Sky Air dari Kuala Lumpur, Malaysia, juga belum bisa mendarat.

“Namun sekarang bandara sudah buka. Sejumlah maskapai yang terganggu akibat asap dalam perjalan menuju Pekanbaru,” tambahnya.

Sumber: OkeZone.Com